Jumat, 19 Mei 2017

 

Kerajinan Rotan dan Kayu Ternyata Bisa Populer Lewat Teknologi, Ini Buktinya



Kerajinan Rotan dan Kayu Ternyata Bisa Populer Lewat Teknologi, Ini Buktinya
Dari sekian banyak kerajinan tangan Indonesia, sepertinya kerajinan rotan adalah salah satu yang unik dan khas. Selain itu, kerajinan rotan Indonesia juga sudah ada sejak lama, dan dari dulu sampai sekarang masih diminati oleh masyarakat luas, baik lokal maupun mancanegara. Itu tidak mengejutkan mengingat berbagai keunggulan yang dimiliki oleh rotan sebagai bahan untuk perabotan. Namun rotan kerap dipandang ketinggalan jaman.
Mempopulerkan rotan teknologi iniah yang menjadi tujuan Native Borneo, brand pengrajin asal Kalimantan Selatan yang membuat berbagai macam perabot rumah dari rotan dan kayu. Perabot yang dibuat dan dijual antara lain rak sepatu, rak majalah, tikar, sekat ruangan, kasur lipat, meja lipat, kursi lipat, sajadah, dan masih banyak lagi.
Nama Native Borneo sendiri didirikan oleh Anne Soemarko di tahun 2015. Tapi, usaha kerajinan rotannya sendiri sudah ada sejak 28 tahun lalu, didirikan dan dijalankan oleh orang tuanya, juga di Kalimantan Selatan. Ide kerajinan rotan ini sendiri berawal dari taun 1985. Saat itu, di Jepang terjadi booming Lampit. Masyarakat di negara itu banyak yang mencari lampit dan mau membelinya, bahkan jika itu harus dimpor. Tapi saat itu supply lampit di Indonesia sendiri tidak terlalu banyak. Melihat kondisi dan peluang itu, ayah Anne memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang membuat lampit rotan untuk dijual ke berbagai negara termasuk Jepang.
Karena saat itu memang banyak dicari, lampit yang dibuat terjual dengan baik. Bagaimana tidak, “produk kerajinan rotan ini sekarang menjadi suatu barang yang unik dan langka, karena sudah tidak banyak lagi pengrajin rotan yang tersisa di dunia,” Anne menambahkan.
Baca Juga
Ini juga ditambah dengan fakta bahwa perabot berbahan rotan juga cukup kuat, tapi lebih ringan dari perabot lainnya. Banyak dicari, usaha kerajinan lampit keluarga Anne ini terus berkembang dan mulai menghadirkan produk-produk baru seperti karpet saburina dan karpet kayu. Produk yang awalnya hanya dijual di pasar mancanegara juga akhirnya mulai dijual di pasar lokal.
Anne sendiri sebenarnya baru lulus kuliah dari salah satu universitas di Australia beberapa tahun lalu. Dengan ijazah dari luar, harusnya ia bisa mendapatkan pekerjaan yang oke, baik di Indonesia ataupun di Australia. Tapi Anne lebih memilih untuk kembali ke Indonesia dan membantu usaha kerajinan rotan milik keluarganya. Lagipula, ia sendiri juga ingin membuat brand kerajinan sendiri. Jadi, kembali dan membantu keluarganya bisa menjadi tempat belajar sambil mencari ide produk yang bisa ia kembangkan.
Tapi Anne sendiri masuk dan membantu bukan sekedar “melanjutkan usaha orang tua”. Sebagai yang lebih muda, ia sadar bahwa saat ini tren e-commerce atau jual beli/toko online sedang berkembang pesat Indonesia. Karena itu, Anne memutuskan untuk mencoba memasukkan kerajinan perabotan rotan dan kayu ini ke dunia online. Akhirnya, sejak bulan Juni 2015, berdirilah Native Borneo, sebuah brand online rintisan Anne yang khusus menjual kerajinan rotan dan kayu secara online, dengan tentunya lampit sebagai produk andalan. Ia mulai menjual perabot rotan dan kayu di media sosial seperti Instagram, serta situs toko online seperti Tokopedia, MatahariMall, dan Qlapa.com
Anne Soemarko (Foto: Qlapa.com)
Anne Soemarko (Foto: Qlapa.com)
Responnya cukup baik dan hasil penjualannya selalu naik tiap bulan sejak pertama kali didirikan. Selain itu, berkat internet yang tidak mengenal jarak, Anne bisa membuat Native Borneo serta kerajinan rotan yang dibuatnya dikenal lebih banyak orang di seluruh Indonesia, tidak hanya tinggal di showroom mereka di Banjarmasin.
“Memang jika dibandingkan dengan hasil penjualan ekspor, penghasilan yang didapat dari jualan online masih sangat sedikit, tapi dari trend yang saya lihat, angka tersebut terus meningkat,” jelasnya.
Sekarang ini Indonesia baru punya sekitar 80 juta pengguna internet (dari 250 juta orang penduduk), dan yang sudah dan suka belanja online belum seberapa. Dengan meningkatnya angka itu, peluang berjualan online juga tentunya akan meningkat.
Alas duduk, produk Native Borneo (Foto: Qlapa.com)
Alas duduk, produk Native Borneo (Foto: Qlapa.com)
Meskipun begitu, bukan berarti ia tidak menghadapi tantangan. Ia harus selalu berusaha mempertahankan kualitas dari produk kerajinan rotan buatannya. Ini tidak mudah karena rotan sendiri adalah bahan alam yang kualitas serta kondisinya selalu berubah akibat berbagai faktor alam. Lalu, untuk urusan berjualan online, faktor logistik dan pengiriman masih menjadi salah satu tantangan atau hambatan yang tidak bisa dihindari. Karena ukurannya cukup besar, perabot rotan dan kayu dari Native Borneo biasanya memerlukan biaya atau ongkos kirim yang tidak sedikit. Ongkos kirim yang tinggi ini kadang membuat calon pembelinya ragu atau bahkan batal membeli kerajinan rotan dari Native Borneo.
Sejak lama, masalah logistik ini memang selalu jadi momok buat perusahaan e-Commerce di Indonesia, baik yang besar maupun kecil. Kita cuma bisa berharap ke depannya masalah ini bisa diatasi dengan baik sehingga membuka peluang lebih besar bagi penjual online, termasuk pengrajin lokal Indonesia, untuk terus berkembang.
Bagaimanapun juga, Anne yakin bahwa produk handmade buatan Indonesia punya potensi yang besar, baik lokal maupun mancanegara. Ia menceritakan, bahwa orang Jepang yang membeli lampit rotan buatan mereka tidak hanya membeli lampit, tapi juga produk handmade lain, baik dari Native Borneo maupun dari pengrajin lain. Untuk apa? Salah satunya dijual kembali (juga secara online) di sana.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi GNFI dengan Qlapa.com

kerajinan lampu rotan

 
Rotan merupakan kekayaan alam Indonesia yang sangat terkenal baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Rotan telah menjadi komoditi ekspor Indonesia yang cukup besar dalam menyumbang pendapatan Negara. Siapa yang tidak kenal dengan rotan karena sudah cukup banyak kerajinan yang terbuat dari rotan dan telah digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan harga Lampu rotan yang sangat terjangkau mulai harga Rp. 70.000 , meskipun di modernisasi masyarakat sebagian menganggap kuno namun sebagian lagi melihat pada unsur nilai seni yang dihasilkan pada setiap kerajinan rotan. Pemerintah hingga kini terus mendorong indutri kreatif pengrajin rotan untuk tumbuh dan meningkatkan produksinya karena permintaan kerajinan rotan cukup tinggi di mancanegara.
harga lampu rotan
Rotan merupakan tumbuhan yang termasuk kelompok palma dari puak Calameae. Habitat ini memiliki enam ratus anggota yang banyak tumbuh di Negara tropis seperti Indonesia. Biasanya rotan memiliki batang yang langsing dengan ukuran 2-5 cm, dengan ruas panjang namun tidak berongga, rotan memiliki duri yang ada pada batangnya yang cukup tajam dan keras. Duri tersebut digunakan untuk melindungi diri dari ancaman terhadap dirinya. Rutan sudah sering dugunakan sebagai bahan baku industry kerajinan tangan seperti meja, kursi, lemari dan kerajinan lainnya.
Rotan yang digunakan sebagai bahan baku industry kerajinan tangan umumnya menggunakan Manau, mandola, tabu-tabu, suti, sega dan beberapa jenis lainnya.

Rotan sebelum digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan tentu harus diolah terlebih dahulu agar mampu dan kuat bertahan lama sebagai alat atau perabot rumah tangga. Untuk menjadi bahan baku kerajinan anyaman rotan, rotan yang telah dipanen harus terlebih dahulu diolah untuk siap dianyam, pengolahan dilakukan sebagai upaya untuk membuat rotan mampu bertahan lama dan kuat setelah digunakan nantinya. Biasanya pengrajin membeli bahan baku rotan yang siap digunakan, karena lebih efisien dan cepat jika dibandingkan harus mengolahnya dari tanaman.
harga lampu rotan
Cukup banyak bentuk kerajinan tangan yang dibuat dari bahan baku rotan seperti meja rotan, kursi rotan, lemari rotan dan lampu rotan yang saat ini kita bahas pada artikel kali ini. Lampu rotan merupakan salah satu kerajinan tangan yang cukup populer karena banyak yang minat untuk menambah cantik ruangan rumah. Karena selain berfungsi sebagai lampu, lampu rotan memiliki manfaat lain sebagai penambah cantik dan keindahan setiap rumah yang dipasang lampu rotan.
Lampu rotan adalah kerajinan tangan yang terbuat dari rotan yang menjadi andalan pengrajin rotan, lampu rotan dapat ditempatkan pada posisi-posisi seperti dinding maupun bagian langit-langit rumah. Tidak hanya berfungsi sebagai penerangan, namun lebih dari itu rotan dapat berfungsi sebagai penghias ruangan dan menjadi dekoratif ruangan rumah, tentunya dengan demikian akan menambah nilai keindahan ruangan pada rumah anda. Lampu rotan dapat ditempatkan pda posisi-posisi seperti table lamp, celling lamp, wall lamp, standing lamp, dan lain-lain.
Lampu rotan merupakan kerajinan tangan yang menjadi salah satu andalan pengrajin rotan, bentuknya yang tidak terlalu besar seperti kursi maupun meja membuat proses pengerjaannya tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu memakan banyak bahan baku. Namun, harganya juga tetap oke karena memiliki nilai seni yang menarik dan membuat banyak konsumen tertarik.  Berapakah harga dari lampu rotan? Mengenai harga lampu rotan sangatlah bervariatif sesuai dengan ukuran, anyaman dan tingkat kesulitan anyaman lampu rotan. Biasanya semakin rumit anyaman pada lampu rotan akan semakin mahal harga lampu rotan. Mengenai harga Lampu Rotan anda dapat langsung mendatangi gerai-gerai penjualan lampu rotan atau gerai kerajinan rotan. Itulah beberapa informasi seputar rotan semoga bermanfaat.

teknik seni ukir dan pahat khas indonesia

 

Teknik Seni Ukir dan Pahat Khas Indonesia


Kerajinan Ukiran Kayu
Salah satu karya seni khas indonesia adalah seni ukir dan pahat, Alam yang kaya raya telah memberi inspirasi kepada masyarakat yang berpikir kreatif, seperti tercermin dari seni ukir yang kemudian melahirkan beragam jenis, tergantung kepada kreativitas dan daya dukung alam yang kaya. Khusus untuk seni ukir yang berbahan dasar kayu, semakin beragam karena didukung oleh alam indonesia yang memiliki hutan tropis sehingga menghasilkan kayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar untuk mengukir.
Berbeda dengan seni ukir modern, seni ukir yang tradisional lahir tidak saja sebagai karya seni dan tujuan untuk berkesenian, melainkan sangat terikat erat dengan berbagai persoalan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat tradisional. Dengan demikian seni ukir tradisional ini pada awalnya bisa lahir karena untuk persembahan kepada leluhur sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Di Indonesia seni ukir sudah ada sejak zaman prasejarah, yaitu pada zaman batu muda. Pada zaman itu manusia sudah mengenal perkakas untuk keperluan rumah tangga serta benda-benda yang terbuat dari kayu dan gerabah. Dilihat dari jenisnya, ukiran dibagi menjadi: ukiran tembus, ukiran rendah, ukiran tinggi, dan ukiran utuh.
sebelum kita mempelajari cara atau teknik mengukir ada beberapa hal yang perlu kita ketahui diantaranya adalah sebagai berikut.
Motif Ukir
motif seni ukir
Setiap daerah memiliki ciri khas motif ukiran. Penamaan ukiran biasanya berdasarkan tempat dari mana motif itu berasal. Misalnya, motif Pajajaran, motif Mataram, motif Majapahit, motif Bali, motif Jepara, motif Madura, motif Dayak, motif Nias, motif Pekalongan, motif Cirebon, motif Yogyakarta dan motif Surakarta. Masing-masing motif memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi kekuatan dan kekayaan ragam hias seni ukir nusantara.
Dari berbagai macam motif tersebut ada beberapa yang memiliki persamaan, seperti motif relung, patran, ulir, benangan, cawen, pecahan, angkup, endong, simbar, trubusan, cula, sunggar, danjambul. Jenis ukiran ini memiliki kesamaan dalam bentuknya namun pada akhirnya memiliki sentuhan tersendiri sehingga tetap saja dengan mudah dapat dibedakan.
Alat Ukir
seni ukir
Alat untuk mengukir adalah pahatan, palu, batu asah, sikat. Untuk mengukir dengan menggunakan media batu, kayu, atau bambu memiliki jenis pahatan yang berbeda.
Berikut ini adalah jenis-jenis pahat ukir.
1. Pahat penyiku yaitu pahat yang bagian ujung pahatnya melengkung sesuai dengan fungsinya untuk memahat bagian-bagian yang melengkung. Membuat ragam lingkaran, bulatan daun, bulatan bunga, sisi wajah manusia, menggunakan pahat penyiku ini.
2. Pahat penyilat, yaitu pahat yang bentuknya lurus sesuai dengan fungsinya untuk mengukir bagian-bagian yang lurus. Pada seni ukir yang berasal dari suku Asmat kebanyakan menggunakan pahat penyilat, sehingga ragam pahatannya lurus dan tegak.
3. Pahat kol, yaitu jenis pahat lengkung yang bagian ujungnya untuk membuat bentuk cekungan. Membuat cekungan harus menggunakan pahatan ini, tidak bisa dengan pahatan lain. Menimbulkan efek dua dimensi adalah dengan menggunakan pahat kol ini. Dengan demikian pada permukaan datar akan didapat kedalaman-kedalaman tertentu sesuai dengan benda atau barang yang menjadi sumber inspirasi pahatan yang terdapat di alam yang bentuknya tiga dimensi.
4. Pahat pongot, pahat yang bentuknya menyudut ke arah kiri atau kanan, berfungsi untuk membersihkan sudut-dudut pada ukiran. Kehalusan hasil akhir ukiran sangat tergantung pada keterampilan pengukir atau pemahat menggunakan pahat pongot ini.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengukir kayu dari berbagai pemotongan untuk memahat. Berikut adalah beberapa teknik termudah dan paling efektif untuk membantu Anda membuat ukiran kayu.
Carving
seni ukir
Adalah seni chipping dan memotong pada bagian datar dari kayu untuk membuat ukiran agar tampaknya menjadi tiga dimensi. Teknik ini biasanya dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti pahat dan palu, pisau ukir meskipun sering digunakan untuk memperjelas detail. Dalam ukiran relief, pengrajin pahat kayu membuat gambar terlebih dahulu kemudia mulai mengukir kayu hingga tampak bagian yang timbul seperti relief.
Chip Carving
seni ukir
Teknik ukiran Chip biasanya digunakan pada potongan-potongan yang lebih besar dari pekerjaan seperti tunggul pohon atau kayu, dan menggunakan kapak dan pahat yang lebih besar. Teknik ini untuk membuat karya yang besar seperti patung, dan ini melibatkan proses yang rumit.
Pembakaran kayu
seni ukir
Pembakaran kayu adalah teknik terutama digunakan untuk menambah desain untuk finishing kayu, tetapi beberapa pemahat benar-benar menggunakan metode pembakaran untuk mengukir kayu kecil. Kayu yang dibakar akan menghitam di sekitar ukiran akhir dan memperjelas kesan sehingga tapak lebih hidup.
Mengerik
seni ukir
Mengerik adalah salah satu cara tertua dan paling sederhana dalam teknik memahat kayu. Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu dan pisau ukir. Berlatih seni ini ternyata cukup rumit walaupun tampaknya sangat mudah, bagi pemula untuk membuat ukiran dari teknik ini dapat menghabiskan waktu setengah jam. Dalam banyak kasus, pemahat kayu yang sudah terampil dapat menggunakan pisau dengan ukuran terkecil untuk memperjelas detail dari ukirannya.

kerajinan rotan dan kayu ternyata bisa populer lewat teknologi

 

Kerajinan Rotan dan Kayu Ternyata Bisa Populer Lewat Teknologi, Ini Buktinya


Kerajinan Rotan dan Kayu Ternyata Bisa Populer Lewat Teknologi, Ini Buktinya
Dari sekian banyak kerajinan tangan Indonesia, sepertinya kerajinan rotan adalah salah satu yang unik dan khas. Selain itu, kerajinan rotan Indonesia juga sudah ada sejak lama, dan dari dulu sampai sekarang masih diminati oleh masyarakat luas, baik lokal maupun mancanegara. Itu tidak mengejutkan mengingat berbagai keunggulan yang dimiliki oleh rotan sebagai bahan untuk perabotan. Namun rotan kerap dipandang ketinggalan jaman.
Mempopulerkan rotan teknologi iniah yang menjadi tujuan Native Borneo, brand pengrajin asal Kalimantan Selatan yang membuat berbagai macam perabot rumah dari rotan dan kayu. Perabot yang dibuat dan dijual antara lain rak sepatu, rak majalah, tikar, sekat ruangan, kasur lipat, meja lipat, kursi lipat, sajadah, dan masih banyak lagi.
Nama Native Borneo sendiri didirikan oleh Anne Soemarko di tahun 2015. Tapi, usaha kerajinan rotannya sendiri sudah ada sejak 28 tahun lalu, didirikan dan dijalankan oleh orang tuanya, juga di Kalimantan Selatan. Ide kerajinan rotan ini sendiri berawal dari taun 1985. Saat itu, di Jepang terjadi booming Lampit. Masyarakat di negara itu banyak yang mencari lampit dan mau membelinya, bahkan jika itu harus dimpor. Tapi saat itu supply lampit di Indonesia sendiri tidak terlalu banyak. Melihat kondisi dan peluang itu, ayah Anne memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang membuat lampit rotan untuk dijual ke berbagai negara termasuk Jepang.
Karena saat itu memang banyak dicari, lampit yang dibuat terjual dengan baik. Bagaimana tidak, “produk kerajinan rotan ini sekarang menjadi suatu barang yang unik dan langka, karena sudah tidak banyak lagi pengrajin rotan yang tersisa di dunia,” Anne menambahkan.

Ini juga ditambah dengan fakta bahwa perabot berbahan rotan juga cukup kuat, tapi lebih ringan dari perabot lainnya. Banyak dicari, usaha kerajinan lampit keluarga Anne ini terus berkembang dan mulai menghadirkan produk-produk baru seperti karpet saburina dan karpet kayu. Produk yang awalnya hanya dijual di pasar mancanegara juga akhirnya mulai dijual di pasar lokal.
Anne sendiri sebenarnya baru lulus kuliah dari salah satu universitas di Australia beberapa tahun lalu. Dengan ijazah dari luar, harusnya ia bisa mendapatkan pekerjaan yang oke, baik di Indonesia ataupun di Australia. Tapi Anne lebih memilih untuk kembali ke Indonesia dan membantu usaha kerajinan rotan milik keluarganya. Lagipula, ia sendiri juga ingin membuat brand kerajinan sendiri. Jadi, kembali dan membantu keluarganya bisa menjadi tempat belajar sambil mencari ide produk yang bisa ia kembangkan.
Tapi Anne sendiri masuk dan membantu bukan sekedar “melanjutkan usaha orang tua”. Sebagai yang lebih muda, ia sadar bahwa saat ini tren e-commerce atau jual beli/toko online sedang berkembang pesat Indonesia. Karena itu, Anne memutuskan untuk mencoba memasukkan kerajinan perabotan rotan dan kayu ini ke dunia online. Akhirnya, sejak bulan Juni 2015, berdirilah Native Borneo, sebuah brand online rintisan Anne yang khusus menjual kerajinan rotan dan kayu secara online, dengan tentunya lampit sebagai produk andalan. Ia mulai menjual perabot rotan dan kayu di media sosial seperti Instagram, serta situs toko online seperti Tokopedia, MatahariMall, dan Qlapa.com
Anne Soemarko (Foto: Qlapa.com)
Anne Soemarko (Foto: Qlapa.com)
Responnya cukup baik dan hasil penjualannya selalu naik tiap bulan sejak pertama kali didirikan. Selain itu, berkat internet yang tidak mengenal jarak, Anne bisa membuat Native Borneo serta kerajinan rotan yang dibuatnya dikenal lebih banyak orang di seluruh Indonesia, tidak hanya tinggal di showroom mereka di Banjarmasin.
“Memang jika dibandingkan dengan hasil penjualan ekspor, penghasilan yang didapat dari jualan online masih sangat sedikit, tapi dari trend yang saya lihat, angka tersebut terus meningkat,” jelasnya.
Sekarang ini Indonesia baru punya sekitar 80 juta pengguna internet (dari 250 juta orang penduduk), dan yang sudah dan suka belanja online belum seberapa. Dengan meningkatnya angka itu, peluang berjualan online juga tentunya akan meningkat.
Alas duduk, produk Native Borneo (Foto: Qlapa.com)
Alas duduk, produk Native Borneo (Foto: Qlapa.com)
Meskipun begitu, bukan berarti ia tidak menghadapi tantangan. Ia harus selalu berusaha mempertahankan kualitas dari produk kerajinan rotan buatannya. Ini tidak mudah karena rotan sendiri adalah bahan alam yang kualitas serta kondisinya selalu berubah akibat berbagai faktor alam. Lalu, untuk urusan berjualan online, faktor logistik dan pengiriman masih menjadi salah satu tantangan atau hambatan yang tidak bisa dihindari. Karena ukurannya cukup besar, perabot rotan dan kayu dari Native Borneo biasanya memerlukan biaya atau ongkos kirim yang tidak sedikit. Ongkos kirim yang tinggi ini kadang membuat calon pembelinya ragu atau bahkan batal membeli kerajinan rotan dari Native Borneo.
Sejak lama, masalah logistik ini memang selalu jadi momok buat perusahaan e-Commerce di Indonesia, baik yang besar maupun kecil. Kita cuma bisa berharap ke depannya masalah ini bisa diatasi dengan baik sehingga membuka peluang lebih besar bagi penjual online, termasuk pengrajin lokal Indonesia, untuk terus berkembang.
Bagaimanapun juga, Anne yakin bahwa produk handmade buatan Indonesia punya potensi yang besar, baik lokal maupun mancanegara. Ia menceritakan, bahwa orang Jepang yang membeli lampit rotan buatan mereka tidak hanya membeli lampit, tapi juga produk handmade lain, baik dari Native Borneo maupun dari pengrajin lain. Untuk apa? Salah satunya dijual kembali (juga secara online) di sana.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi GNFI dengan Qlapa.com

kerajinan bahan keras dan wirausaha

 
Halo para pencari materi, pada publikasi kali ini saya akan mempostingkan materi yang telah diberikan oleh guru kewirausahaan saya, mungkin ini adalah tugas pribadi saya, tapi walaupun begitu pada postingan ini saya publikasikan agar teman-teman yang mencari materi terutama tentang mapel kewirausahaan agar lebih mudah melihat contoh pembelajaran kewirausahaan pada materi "Kerajinan Bahan Keras dan Kewirausahaan". Semoga bermanfaat . . .



“Kerajinan Bahan Keras dan Wirausaha”
A.    Produk Kerajinan dari Bahan Keras
1. Pengertian Kerajinan dari Bahan Keras
Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk meningkatkan devisa. Di antara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Seperti yang sudah dipelajari pada pembahasan sebelumnya, bahwa produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan dari bahan lunak dan produk kerajinan dari bahan keras. Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Beberapa bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua.
a. Bahan Keras Alami Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh dilingkungan sekitar kita dan kondisi fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu, rotan dan lain-lain.
b. Bahan Keras Buatan Bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan untuk membuat barang-barang kerajinan seperti berbagai jenis logam, fiberglass dan lain-lain.
2. Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Keras
a. Kerajinan Logam
Kerajinan logam menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-lain. Teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan logam banyak dibuat sebagai perhiasan atau aksesoris, kemudian berkembang pula sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya, seperti: gelas, kap lampu, perhiasan, wadah serbaguna bahkan sampai piala sebagai simbol kejuaraan. Logam memiliki sifat keras, sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah, seperti diolah dengan teknik bakar/ pemanasan dan tempa.
b. Kerajinan Kayu
Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin. Karya kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukiran memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka, dan lain-lain.
c. Kerajinan Bambu
Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilai estetis dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang paling sederhana sampai yang rumit. Sampai saat ini, bambu masih digunakan untuk keperluan tersebut. Bahkan saat ini, produk kerajinan bambu tampil dengan desain lebih menarik dan artistik. Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan alam dari bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung. Anyaman Indonesia sangat dikenal di mancanegara dengan berbagai motif dan bentuk yang menarik.
d. Kerajinan Rotan
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia. Pulau yang paling banyak menghasilkan rotan adalah Kalimantan. Tumbuhan rotan bersifat kuat dan lentur sehingga sangat cocok sebagai benda kerajinan dengan teknik anyaman. Contoh produk kerajinan dari bahan rotan banyak digunakan pada meja kursi, almari, tempat makanan, dan lain-lain.
e. Kerajinan Batu
Indonesia sangat kaya dengan bebatuan, jenisnya beraneka ragam. Daerah Kalimantan merupakan penghasil batu warna yang dinilai sangat unik. Banyak daerah di Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan seperti: aksesoris pelengkap busana, juga sebagai penghias benda.
Batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih/cokelat yang lunak banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu banyak digunakan untuk hiasan interior dan eksterior.
f. Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)
Kaca serat (fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, kondisi sudah siap pakai. Kemudian, diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. Oleh sebab, itu fiberglass biasa digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik.
Kerajinan fiberglass membutuhkan beberapa campuran dalam proses pembuatannya. Campuran fiberglass terdiri atas cairan resin (minyak resin bahan dasarnya minyak bumi dan residu), katalis, met atau serat fiber, polish atau sabun krim silicon untuk membuat cetakan, serta talk untuk memekatkan warna. Proses pembuatan perlu perbandingan agar memperoleh hasil yang baik. Jika zat cair (resin dan katalis) dicampur, akan bereaksi dari cair berubah menjadi padat dan keras, serta berwarna bening mengilap.
3. Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Pada materi kerajinan dari bahan lunak sudah dibahas tentang fungsi produk kerajinan. Kamu diharapkan dapat mengeksplorasi fungsi produk kerajinan tersebut ditinjau dari bahannya. Seperti pada produk kerajinan dari bahan lunak, produk kerajinan dari bahan keras juga memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Benda pakai, adalah karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya. Unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
b. Benda hias, adalah karya kerajinan yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.
4. Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Dalam perkembanganya produk, kerajinan tidak dapat melepaskan diri dari unsur-unsur seni pada umumnya. Sentuhan-sentuhan estetik sangat penting untuk mewujudkan karya kerajinan atraktif dan bernilai ekonomis. Pada produk kerajinan, aspek fungsi menempati porsi utama. Maka, karya kerajinan harus mempunyai nilai ergonomis yang meliputi: kenyamanan, keamanan dan keindahan (estetika).
Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang unsur estetika dan ergonomis karya kerajinan dari bahan lunak. Diharapkan kamu dapat mengenali dan mengeksplorasi tentang unsur estetika dan ergonomis serta mengembangkan produk-produk kerajinan dari bahan keras yang ada di daerahmu dan di wilayah Nusantara.
5. Motif Ragam Hias Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Produk kerajinan dari beberapa daerah di Indonesia sudah dikenal di mancanegara sejak zaman dahulu. Keanekaragaman produk kerajinan tersebut memiliki motif dan ragam hias yang khas di setiap daerah. Setiap motif dan ragam hias mempunyai nilai keindahan dan keunikan serta makna simbolis yang penuh perlambangan dan juga nasihat. Beberapa daerah yang terkenal ukiran atau pahatannya adalah Jepara, Yogyakarta, Cirebon, Bali, Toraja, Palembang, Kalimantan, dan masih ada daerah lainnya. Kita perlu mengenal dan melestarikan motif dan ragam hias Nusantara. Kekayaan kreasi bangsa Indonesia perlu kita syukuri sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang motif ragam hias pada karya kerajinan dari bahan lunak. Diharapkan kamu dapat mengeksplorasi berbagai macam motif ragam hias pada karya kerajinan berbahan keras yang ada di daerahmu dan di wilayah Nusantara.
6. Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras, antara lain seperti berikut.
a. Teknik Cor (cetak tuang)
Teknik cor sudah ada ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia mulai mengenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kerajinan dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.
1) Teknik Tuang Berulang (bivalve)
Disebut teknik menuang berulang kali (bivalve), karena menggunakan dua keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dipakai berulangkali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana, baik bentuk maupun hiasannya.
2) Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue)
Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue) dibuat pada benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat. Selanjutnya model dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian benda dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga. Tuangkan perunggu ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
b. Teknik Etsa
Kata etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman, yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi, atau berkarat, Kata etching berarti mengetsa. Benda-benda dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam larutan etsa (larutan asam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh pengikisan larutan asam ini, seluruh permukaannya dilapisi dengan bahan penolak asam, yaitu resist (bahan pelindung). Sementara itu, bagian-bagian yang terpilih untuk dietsa sesuai dengan desain dibiarkan terbuka dan terkena pengikisan asam. Secara perlahan-lahan, asam akan melarutkan dan mengikis tempat-tempat yang terbuka sampai tingkat yang diinginkan sehingga permukaannya turun sampai di bawah permukan aslinya. Sementara bagian logam yang dilindungi tetap utuh. Beberapa larutan atau bahan kimia yang secara terpisah dapat menggigit, mencerna, dan melarutkan logam, sangat bergantung pada jenis logam yang akan dietsa.
Larutan pengetsa ini terdiri atas larutan asam organik, asam mineral anorganik, atau campuran dari keduanya. Sebagian asam mempunyai daya kikis yang sangat baik untuk logam-logam tertentu, sedangkan sebagian asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya. Kombinasi dari keduanya justru dapat melarutkan logam-logam di dalam larutan tersebut.
c. Teknik Ukir
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak Zaman Batu Muda. Pada masa itu, banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig-zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
d. Teknik Ukir Tekan
Teknik mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan dan pelat logam tembaga sampai dengan 0,4 mm. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini yaitu dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Jika tanduk sulit didapat, gunakan bambu ataupun kayu. Cara menggunakan alat ukir tekan ini ialah dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
e. Teknik Bubut
Dalam pekerjaan membubut, diperlukan alat pemotong yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/ menggaruk dan membentuk benda ialah pahat bubut. Teknik bubut ini akan menghasilkan karya kerajinan yang simetris, bulat dan rapi. Contoh karya kerajinan dengan teknik bubut adalah asbak kayu, vas bunga dari kayu, benda-benda mainan.
f. Teknik Anyam
Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras dari karya kerajinan yang dapat menggunakan teknik anyaman, antara lain: bambu, rotan, dan plastik.
7.Perencanaan Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Keras
Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan (uniqueness) dan estetika (keindahan), sementara dalam pemenuhan fungsinya lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, dan sandang.
Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang perencanaan proses produksi kerajinan dari bahan lunak. Diharapkan kamu dapat mengeksplorasi lebih jauh berbagai macam perencanaan proses produksi kerajinan dari bahan keras yang ada di daerah kamu serta di wilayah Nusantara.
a. Pengelolaan Sumber Daya Usaha
Pada materi produk kerajinan dari bahan lunak, kamu telah mempelajari tentang pengelolaan sumber daya usaha yang meliputi enam tipe sumber daya (Man, Money, Material, Maching, Method, dan Market). Berdasarkan konsep enam tipe sumber daya tersebut, kamu diharapkan dapat menganalisis dengan menggunakan buku referensi atau melalui media informasi/internet tentang pengelolaan sumber daya usaha pada produk kerajinan dari bahan keras yang ada di wilayah Nusantara.
b. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk Kerajinan
Kualitas karya kerajinan ditentukan oleh kualitas bahan, teknik pengerjaan, desain, dan nilai fungsi. Pemilihan bahan sangat penting karena bahan memiliki kekuatan, bentuk yang bervariasi, tekstur, serat, pori-pori, yang semua ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang kualitas bentuk dan estetik karya kerajinan. Teknik penciptaan yang baik dapat menentukan kesempurnaan bentuk karya. Aspek fungsi dapat menambah kenyamanan dan keamanan penggunaan produk kerajinan (ergonomi). Nilai estetik karya kerajinan dapat menambah kepuasan rasa indah bagi pemilik atau pemakai. Kerajinan mempunyai fungsi ganda selain fungsi praktis sekaligus sebagai fungsi hiasan.
c. Menentukan Segmentasi Pasar
Secara ekonomi kerajinan cukup menjanjikan dan memiliki peluang pasar yang mengembirakan. Apalagi ditunjang dengan melimpahnya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah dibandingkan dengan hal yang sama di negara lain, sehingga dapat menekan biaya produksi. Penambahan ragam hias dan warna yang beraneka ragam menambah nilai estetik dan sekaligus dapat meningkatkan nilai ekonomi produk tersebut. Sentuhan estetik pada produk kerajinan sangat diperlukan untuk mengangkat citra kerajinan. Untuk menentukan produk kerajinan yang akan diproduksi, kita harus memperhatikan selera pasar.
d. Menentukan Bahan/Material Produksi Kerajinan
Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya kerajinan sangat penting karena material akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam menggunakan benda terapan dan juga akan mempengaruhi kualitas barang tersebut.
Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang menentukan bahan/ material produksi kerajinan dari bahan lunak. Diharapkan kamu dapat mengeksplorasi lebih jauh berbagai bahan/material produksi kerajinan dari bahan keras yang ada di daerah kamu serta di wilayah Nusantara.
e. Menentukan Teknik Produksi
Beberapa jenis kerajinan membutuhkan alat dan keterampilan khusus untuk mewujudkannya. Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat , dan cara yang digunakan.
Pembuatan produk-produk kerajinan yang menggunakaan bahan keras alami dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut.
1) Teknik pahat
2) Teknik ukir
3) Teknik konstruksi atau sambungan
4) Teknik raut
5) Teknik bubut dan sebagainya
B.    Produksi Kerajinan Ukir Kayu
1.     Merancang Produk Kerajinan Ukir Kayu
Merancang sering kita kenal dengan istilah ”desain”. Jadi dalam hal ini merancang gambar desain awal dalam membuat sebuah produk kerajinan sebelum dibuat. Adapun kelengkapan dalam gambar rancangan tersebut sebaiknya mencakup: gambar tampak depan, tampak samping dan tampak atas serta ukurannya yang jelas. Selain itu, harus ada gambar potongannya dan gambar perspektifnya. Kelengkapan gambar tersebut diharapkan memudahkan perajin yang akan mengerjakan produk kerajinan tersebut, tidak kesulitan dan tidak terjadi kesalahan.
2.     Bahan Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus diperhatikan, baik dari jenis kayu ataupun dari kualitas tekstur kayunya, karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Tidak semua bahan kayu dapat diukir dengan kualitas standar. Bahan ukiran kayu harus dipilih jenis kayu yang memiliki serat padat, lurus, tidak terlalu keras, dan tidak mudah pecah serta kembang susutnya rendah.
Jenis kayu yang baik untuk pekerjaan ukiran dan yang biasa digunakan di sentra-sentra ukiran di Indonesia antara lain: kayu jati, mahoni, cendana, eboni.
       3. Alat Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Peralatan yang digunakan untuk produksi kerajinan kayu harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Jika benda yang akan dikerjakan produk ukiran, maka yang digunakan adalah seperangkat peralatan ukir. Jika untuk kerja sekrol maka peralatan sekrol yang digunakan. Alat finishing disesuaikan juga dengan teknik dan bahan finishing apa yang akan digunakan.
Berikut ini merupakan contoh bahan dan alat yang digunakan untuk pembuatan karya kerajinan ukir kayu.
a.      Pahat Ukir
b.     Palu Kayu
c.      Meja Kerja
d.     Klem
e.      Sikat Ijuk
f.       Mesin Sekrol
g.     Pensil
h.     Penggaris
i.       Kertas Gambar
j.       Lem Kayu
k.     Kertas Ampelas
l.       Gergaji Belah
m.   Ketam Tangan
n.     Meteran
o.     Bor
4. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya. Perlengkapan dan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dalam kerja ukir antara lain seperti berikut.
a.  Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b.  Pakailah pakaian kerja untuk melindungi dan menghindari kotoran kayu pada saat kerja ukir.
c. Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir agar terhindar dari kecelakaan/terkena pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d.     Jika perlu, pakailah kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat dan merawat pahat agar tangan kita tidak terluka dan tidak kotor.
e.  Masker, digunakan pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengamplasan dan finishing.
f.  Jika sedang bekerja tidak diperkenankan bergurau/bercanda, karena dikawatirkan akan terjadi kecelakaan kerja.
g.    Atur yang rapi pahat ukir di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan memudahkan ketika memilih pahat saat bekerja.
h.   Jika sudah selesai bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian mengembalikan pahat pada tempatnya.
i.      Limbah dikelola dengan baik.
5. Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu
Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja mengukir.
a. Penyiapan bahan
Prinsip kegiatan penyiapan bahan adalah menyiapkan kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan permukaan kayu.
b. Penyiapan alat
Prinsip kegiatan penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan untuk mengukir. Alat yang tumpul harus diasah hingga tajam.
c. Membuat Rancangan/Gambar Kerja
Sebelum menentukan benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya kerajinan yang akan dibuat. Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana penerapannya. Hal ini dapat diawali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana yaitu dengan motif-motif geometris dan penerapannya.
d. Menyiapkan Pola
Prinsip penyiapan pola adalah menyiapkan atau membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran yang akan diukir. Gambar pola ini sekaligus akan digunakan sebagai acuan/pedoman untuk kerja mengukir supaya bentuk dan ukuran tidak menyimpang dari ketentuan.
e. Menempel Pola pada Papan yang Sudah Disiapkan
Setelah proses memola selesai, maka langkah selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang sudah disiapkan. Caranya : papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola direkatkan pada papan yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain kemudian pola ditekan pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat.
f. Menyekrol (krawangan)
Menyekrol adalah proses melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir krawangan. Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada keinginan dalam membentuk ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan atau tidak.
g. Memahat Awal (getak’i)
Permulaan pekerjaan mengukir adalah membuat “bukaan” ukiran. Bukaan adalah membentuk ukiran secara garis besar dan dalam keadaan kasar dan global. Pada tahapan ini, diperlihatkan arah dan bentuk ukiran, seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi atau rendah sebatas getakan garis pola sehingga jika gambar atau pola yang telah ditempel terkelupas, motifnya tidak hilang.
h. Memahat Bagian Dasaran (lemahan)
Memahat pada dasaran/ lemahan dilakukan apabila ukirannya tidak tembus/ krawangan, sehingga motifnya akan terlihat jika lemahannya sudah selesai di buat. Ini salah satu contoh proses lemahan pada bidang ukiran motif yang lain.
i. Membentuk ukiran
Proses ini merupakan proses pembentukan tinggi rendahnya motif, atau timbul cekungnya motif sehingga membentuk sebuah ukiran yang indah dan menarik.
j. Memberi Benangan (Coretan) pada Motif
Membuat garis-garis pecahan pada ukiran yang sudah terbentuk secara halus sesuai dengan gambar, sehingga bentuk lebih hidup, dinamis termasuk bentuk cawenannya.
k. Mengampelas (menghaluskan)
Pengampelasan dilakukan setelah proses mengukir selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan hati-hati karena jika pengampelasan dilakukan sembarangan, pengampelasan akan merusak bentuk ukiran yang sudah bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas juga harus benar, jangan sampai ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat penggunaan kertas ampelas yang kasar.
l. Finishing
Finishing sangat menentukan hasil akhir dari pembuatan karya ukiran. Oleh karena itu tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih baik. Finishing merupakan proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada contoh proses berkarya di atas dapat menggunakan bahan politur teknik kuas dan oles. Jika proses finishing selesai dilanjutkan dengan pemasangan gantungan.
C.    Produksi Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Teknik ukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam dengan cara ditekan menggunakan alat sodet. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Jika tanduk sulit didapat, dapat digunakan bambu ataupun kayu.
Prosedur pembuatan karya kerajinan logam teknik ukir tekan dapat digambarkan pada diagram berikut ini.
1.     Merancang Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Merancang sering kita kenal dengan istilah “desain”. Jadi, dalam hal ini, desain sebagai gambar rancangan awal dalam membuat sebuah produk. Pembuatan desain karya kerajinan logam dengan teknik ukir tekan ini dapat menggunakan bahan kertas tipis dengan alat pensil.
2.     Bahan Pendukung Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Bahan yang digunakan untuk membuat karya kerajinan ukir tekan harus diperhatikan, baik dari jenis logam ataupun dari kualitasnya. karena akan memengaruhi dan menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Jenis logam yang sering digunakan untuk kerajinan dengan teknik ukir tekan adalah plat tembaga. Untuk memudahkan pengerjaannya, pilihlah plat tembaga dengan ukuran 0,2 mm. Apabila didaerah kamu tidak ditemukan plat tembaga, kamu dapat menggunakan alternatif bahan lainnya.
Adapun bahan finishing yang digunakan untuk teknik tekan ini adalah SN dan H2 SO4. Bahan tersebut dapat dibeli di toko-toko kimia atau di toko khusus cetak logam.
3.     Alat Pendukung Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Peralatan yang digunakan harus standar dan sesuai dengan fungsinya. Berikut ini merupakan contoh peralatan yang digunakan untuk pembuatan karya kerajinan ukir tekan.
a. Mistar
b. Palu kayu berujung paku
c. Satu set alat ukir tekan
d. Gunting
e. Pensil
f. Landasan/Spons
g. Pinset
h. Pembentuk sudetan besar
i. Pembentuk sudetan kecil
j. Pembentuk penguku.
4. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.
Perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja dalam kerja ukir tekan antara lain seperti gambar berikut.
a.  Sebelum bekerja, hendaknya kamu memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi nyaman.
b.  Pakailah pakaian kerja, untuk melindungi dan menghindari kotoran logam pada saat kerja ukir tekan.
c.  Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir harus memakai sepatu agar terhindar dari kecelakaan kerja.
d.  Pakailah kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang melakukan finishing dengan menggunakan bahan kimia.
e.  Masker, digunakan pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, dan finishing.
f.   Jika sedang bekerja, tidak diperkenankan bergurau/ bercanda karena dikawatirkan akan terjadi kecelakaan kerja.
g.  Jika sudah selesai bekerja kita wajibkan untuk membersihkan kotoran, kemudian mengembalikan peralatan pada tempatnya.
5. Proses Produksi Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Proses kerja dilakukan sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan ketika akan melakukan kerja ukir tekan.
a.      Penyiapan Bahan
b.     Penyiapan Alat
c.      Membuat Rancangan atau Gambar
d.     Menempel Pola Pada Papan yang Telah Disiapkan
e.      Membuat Garis-Garis Out Line
f.       Proses Pencembungan
g.     Membuat Teksture
h.     Finishing
D.   Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Pada materi kerajinan dari bahan lunak, kamu sudah mempelajari tentang pengemasan produk kerajinan dari bahan keras. Diharapkan kamu dapat mengeksplorasi lebih jauh berbagai macam pengemasan produk kerajinan dari bahan keras yang ada di daerahmu serta di wilayah Nusantara.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perancangan kemasan. Pertama, kemasan harus menarik. Kalau kemasan tidak atau kurang menarik, kemasan akan kehilangan fungsinya karena suatu produk harus bersaing dengan sejumlah produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara membuat kemasan yang menarik adalah dengan penggunaan warna yang cermat, warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar. Kedua, isi (contents) kemasan harus dapat memberikan informasi dan daya tarik tentang barang yang dikemas.
E.    Perawatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras
1.     Perawatan Produk Kerajinan Ukir Kayu
Indonesia sangat kaya dengan produk kerajinan dari bahan kayu, baik dari macam kayu yang digunakan maupun aneka ragam produk kerajinannya. Berbagai produk kerajinan kayu, baik kayu mentah atau kayu hasil finishing perlu perawatan yang baik dan tepat. Material kayu mudah menyerap air, minyak, bahkan debu. Maka furnitur atau aksesori rumah, seperti patung, pigura, mangkuk hias, dan lain-lain sebaiknya senantiasa mendapat perawatan rutin. Cara melindungi dan merawat kerajinan kayu bergantung pada kondisinya apakah kayu yang masih mentah (belum dilapisi) atau kayu yang sudah dilapis (finishing) untuk merawat kedua kondisi kayu itu tentu beda perlakuan perawatan kayu bisa memakai bahan pembersih dari pabrik atau bahan tradisional.
2.     Perawatan Kerajinan Logam
Logam dengan finishing warna apa pun termasuk yang mengilap (polish) sebenarnya tidak perlu perawatan yang rumit. Pada dasarnya, produk kerajinan logam ada yang di tambah finishing coating dan ada yang tidak. Finishing clear coating ini digunakan untuk menjaga agar warna tidak mudah berubah dan tahan terhadap cuaca sehingga kerajinan logam cocok untuk digunakan di luar maupun di dalam ruangan. Kerajinan logam, tembaga, kuningan maupun aluminium yang telah di-finishing dapat menjaga warna walaupun digunakan sebagai tempat air atau digunakan bersama detergen.
Perlidungan produk kerajinan logam yang mutlak harus dilakukan adalah menghindari terkena air garam dan zat asam. Karena jika unsur-unsur kimia tersebut menempel pada lapisan coating dalam intesitas yang tinggi dan kontinyu air garam dan zat asam tersebut akan merusak lapisan coating dan kemudian mengubah warna logam baik itu tembaga maupun kuningan yang biasanya akan berubah warna ke warna hijau antik (green patina). Tentu saja ini tidak hanya berlaku kepada logam tetapi juga terhadap semua jenis barang seperti produk furnitur, kayu, besi, dan plastik. Walaupun demikian, kerajinan logam tembaga dan kuningan tetap dapat mengambil nilai positif (antik) dari proses oksidasi alami ini. Tembaga dan kuningan tidak akan rusak dan hancur, melainkan akan makin menaikkan nilai seni produk. Produk kerajinan logam (terutama finishing polish) yang tidak menggunakan coating, dapat menggunakan lansol (batu hijau) atau braso kemudian diselep atau diusap-usap, maka produk akan mengkilap lagi.
F.    Wirausaha di Bidang Kerajinan
Untuk menjadi wirausahawan profesional, seorang wirausaha harus memiliki perencanaan usaha yang baik. Adapun aspekaspek perencanaan usaha produk kerajinan meliputi hal-hal berikut.
1.     Aspek Produksi
a.     Produksi
Produksi adalah rangkaian kegiatan membentuk, mengubah dan menciptakan sesuatu untuk meningkatkan nilai suatu produk. Dalam melakukan proses produksi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti berikut.
1) Sifat proses produksi yang terus-menerus atau berdasarkan jumlah pesanan.
2) Jenis dan mutu produk mempertimbangkan ketahanan lama tidaknya produk tersebut, mutu, dan sifat permintaan konsumen terhadap produknya,
3) Jenis produknya (model baru atau model lama), dengan meneliti terlebih dahulu lokasi, volume produksi, musiman atau sepanjang masa.
4) Pengendalian proses produksi, menyangkut perencanaan dan pengawasan proses produksi.
b. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu. Misalkan, produk kursi rotan bahan bakunya rotan. Adapun bahan pembantu dari produk kursi rotan, seperti paku, lem kayu, dempul, dan lain-lain.
2.     Aspek Pemasaran
a. Harga : berapa harga yang ditetapkan, berapa harga pesaing, perlukah menentukan diskon.
b. Lokasi : tentukan segmen apa yang dijadikan faktor utama
c. Promosi : pilihlah alat promosi yang sesuai misalkan selebaran, brosur, poster, media massa, radio,dan televise .
d. Distribusi : untuk mencapai konsumen dapat dilakukan dengan cara perorangan, pengecer, agen, grosir atau pedagang besar.
3.     Aspek Keuangan
4.     Aspek Organisasi
a. Tenaga Kerja
Jenis tenaga kerja yang digunakan pada dasarnya terdiri atas tenaga kerja upahan dan tenaga kerja keluarga. Kedua jenis tenaga kerja ini memiliki
karakteristik masing-masing :
1) Tenaga Kerja Upahan
Tenaga kerja upahan ialah tenaga kerja yang terikat hubungan kerja dengan perusahaan, di mana masing-masing memiliki hak dan kewajiban.
2) Tenaga Kerja Keluarga
Tenaga kerja keluarga merupakan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan keluarga yang umumnya dalam melaksanakan pekerjaannya tidak diupah. Tenaga kerja jenis ini banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan yang masih berskala usaha rumah tangga.
5.     Struktur Organisasi
Struktur organisasi sederhana hanya memiliki dua tingkatan, yaitu pemilik dan pekerja. Perusahaan kecil dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling berhubungan, biasanya menggunakan struktur organisasi ini. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan struktur organisasi sederhana biasanya dikelola oleh pemiliknya sendiri yang sekaligus menangani pekerjaan lain yang berhubungan dengan sebuah produk. Artinya, dalam struktur sederhana, pemilik perusahaan cenderung mengambil semua keputusan penting secara sendiri, dan terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan perusahaan.
6.     Analisis Break Event Point (BEP) Usaha Produk Kerajinan
Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi usaha. Produksi minimal usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan di mana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (titik impas).
BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas. Artinya, usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian.
Suatu usaha dikatakan layak jika nilai BEP produksi lebih besar dari pada jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.
BEP produksi dan harga dapat dihitung dengan rumus berikut:
BEP Produksi = Total Biaya/Harga Penjualan
BEP Harga = Total Biaya/Total Produksi
Jika biaya produksi yang dikeluarkan untuk produk kerajinan sebesar Rp 1.000.000,00 dan total produksi sebanyak 100 produk, dengan harga jual produk kerajinan Rp 15.000,00 maka:
BEP Produksi = Rp 1.000.000,00 / Rp 15.000,00
= 66,66 produk
BEP Harga = Rp 1000.000,00 / 100 Produk
  = Rp 10.000,00/produk
G.   Membuat Produk Kerajinan dari Bahan Keras
Setelah kamu mempelajari dan mengerjakan latihan kerja pada materi produksi kerajinan ukir kayu dan materi produksi kerajinan logam teknik ukir tekan, kamu diharapkan mempraktikkan pengetahuan tersebut pada sebuah produk kerajinan.
1.     Membuat Produk Kerajinan Ukir Kayu
Pada materi produksi kerajinan ukir kayu, kamu telah mempelajari proses pembuatan karya kerajinan ukir kayu. Pada materi kali ini kamu diharapkan dapat membuat produk kerajinan ukir kayu atau benda kerajinan lainnya yang sejenis. Apabila bahan dan alat yang dibutuhkan tidak terdapat di daerahmu bersama guru diharapkan mencari alternatif lain, sehingga kompetensi membuat produk kerajinan ukir kayu atau yang sejenis dapat terlaksana dengan baik.
Buatlah karya kerajinan dari bahan kayu. Namun, apabila sulit untuk mendapatkan kayu, kamu boleh menggunakan alternatif bahan keras lainnya. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah berikut ini.
a. Buatlah desain terlebih dahulu.
b. Tentukan dan siapkan bahan yang digunakan.
c. Tentukan dan siapkan alat yang akan digunakan (tidak harus menggunakan pahat ukir, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah dan daerah masing-masing).
d. Siapkan tempat, peralatan, dan bahan.
e. Gunakan peralatan keselamatan kerja.
f. Operasikan peralatan sesuai prosedur.
g. Siapkan pola gambar (sesuai bentuk dan ukuran yang akan diukir).
h. Lakukan proses pengukiran.
i. Lakukan finishing.
j. Bersihkan ruang dan peralatan.
2. Membuat Produk Kerajinan Logam Teknik Ukir Tekan
Pada materi produksi kerajinan logam teknik ukir tekan, kamu telah mempelajari proses pembuatan karya kerajinan logam teknik ukir tekan. Pada materi kali ini kamu diharapkan dapat membuat produk kerajinan dari bahan logam atau bahan lainnya disesuaikan dengan ciri khas daerah masing-masing. Apabila bahan dan alat yang dibutuhkan tidak terdapat di daerahmu bersama guru diharapkan mencari alternatif lain sehingga kompetensi membuat produk kerajinan logam teknik ukir tekan dapat terlaksana dengan baik.
Buatlah karya kerajinan dari bahan tembaga. Namun, apabila sulit untuk mendapatkan tembaga, boleh menggunakan alternatif bahan logam lainnya. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah berikut ini.
a. Buatlah desain terlebih dahulu.
b. Tentukan dan siapkan bahan yang digunakan.
c. Tentukan dan siapkan alat yang akan digunakan (tidak harus menggunakan peralatan ukir tekan seperti pada contoh diatas, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah dan daerah masing-masing).
d. Siapkan tempat, peralatan, dan bahan.
e. Gunakan peralatan keselamatan kerja.
f. Operasikan peralatan sesuai prosedur.
g. Siapkan pola gambar (sesuai bentuk dan ukuran yang akan dibuat).
h. Lakukan proses pengukiran dengan teknik tekan.
i. Lakukan finishing.
j. Bersihkan ruang dan peralatan.
3. Membuat Kemasan Produk Kerajinan
Setelah karya kerajinan dari bahan keras selesai kamu buat, langkah selanjutnya adalah membuat kemasan untuk produk tersebut. Lakukan langkah-langkah membuat kemasan berikut ini.
a. Buatlah desain terlebih dahulu.
b. Tentukan dan siapkan bahan yang digunakan.
c. Tentukan dan siapkan alat yang akan digunakan.
d. Siapkan tempat, peralatan, dan bahan.
e. Gunakan peralatan keselamatan kerja.
f. Lakukan proses kerja sesuai prosedur.
g. Bersihkan ruang dan peralatan.